Bagian#2
“Sekolah dan Type Orang Tua”
Oleh : Nina Andriyani, SE., ME
Sedikit mereview tulisan saya sebelumnya yang memberikan pengertian bahwa sekolah adalah mitra dari orang tua, sebuah mitra keluarga. Saya lebih suka memaknainya sebagai mitra karena tanggungjawab yang utama itu ada pada orang tua, dan mitra yang membantunya. Bermitra artinya pilihan di tangan orang tua, keluarga. Termasuk apakah orang tua tersebut memilih untuk bermitra atau tidak. Kemungkinan ada orang tua yang memilih tidak memilih sekolah sebagai mitra dalam mendidik anak mereka.
Lhoo, bukan kah “Sekolah” itu suatu hal yang WAJIB ya di negara kita…Masaak siihh?? Bukankah yang wajib itu “belajar” ya..itulah kenapa nama programnya “WAJIB BELAJAR” 6th/9th, bukan “WAJIB SEKOLAH” ….iya nggak iya nggak???πππ..maaf bercanda
Gini-gini ceritanya,
Ada orang tua yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam mendidik anaknya secara mandiri, yang telah mantab, yakin seyakin-yakinnya untuk tidak melibatkan pihak luar dlm proses pendidikan anak mereka. Kita biasa menyebutnya dengan model home schooling, home education, atau model pendidikan mandiri di rumah lainnya.
Orang tua yang memilih metode ini berupaya secara mandiri memaksimalkan perannya dalam menyusun kurikulum pendidikan dan pengajaran untuk anak- anak mereka. Dan semua tanggungjawab dan konsekuensinya ada di tangan mereka. Menurut saya itu bagus sekali, tetapi ada yang harus menjadi perhatian besar, yaitu tentang kesiapan orang tua. Butuh konsistensi dan keberlanjutan yg terukur dalam prosesnya, bukan yang asal-asalan, sekedar mengikuti trend, atau hanya mood-mood an…Kasihan anaknya nanti klo hanya jadi korban trend dan harus menyesuaikan mood orang tua.
Di sisi lain, ada orang tua yang membutuhkan bantuan dalam mendidik anak2 mereka. Tidak melulu karena alasan kedua orang tuanya semuanya bekerja, tetapi lebih kepada pilihan orang tua yg merasa tidak mampu mengemban tugas-tugas pendidikan dan pengajaran anak secara mandiri.
Mereka membutuhkan mitra dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, membantu menumbuhkan kepercayaan diri, menguatkan mental, mematangkan karakter pada diri anak agar semuanya seiring sejalan dengan visi keluarga mereka dalam mendidik anak. Mereka (orang tua) membutuhkan bantuan dalam pengajaran beraneka bidang ilmu yang bukan keahlian mereka. Dan lembaga persekolahan lah solusinya. Ada yang memilih ke sekolah-sekolah, ada yang ke pondok pesantren, ada yang ke rumah tahfidz, atau bentuk institusi/lembaga pendidikan lainnya baik formal ataupun informal. Semua itu tentunya menyesuaikan visi keluarga mereka. Yang masing2 berbeda antara keluarga satu dan yang lainnya..
Memilih menyekolahkan anak artinya, kendali dan tanggungjawab pendidikan anak tetap pada orang tua, sekolah yang menjadi mitra nya. Bukan menjadi orang tua yang “Pasrah Bongkokan” yang menyerahkan kendali pendidikan anaknya pada sekolah. Mereka tidak mau tau apa yang dilakukan sekolah. Pengennya cuma tau anaknya langsung jadi baik aja. Kalau ada salah atau kurangnya sekolahlah yang salah, tanpa pernah mengevaluasi bagaimana perannya sebagai orang tua selama ini. Sehingga yang menjadi salah satu ciri sekolah yang baik adalah sekolah yang membuka keran sinergi dengan orang tua seluas-luasnya. Ini mah tempat sekolahnya anak saya banget…Alhamdulillah kami nggak salah pilih..π€©π€©
So, kita tipe orang tua yang mana?..Apapun pilihan kita dalam pendidikan anak kita, kita lah penanggungjawabnya. Kita lah nanti nya yang ditanya di akhirat oleh Sang Maha Pencipta. Selamat menjalani peran sebagai orang tua. Jangan lupa untuk tetap dan selalu bahagia selamanyaππ..
Paud Insan Permata
Insan Permata
Insan Permata Hebat
#Sekolah
#SekolahRamahAnak
#SekolahSahabatKeluarga
#SinergiRumahSekolah
#SekolahDiInsanPermataYuuk
Leave a Reply