Karena Setiap Kita Adalah Mutiara
Oleh pengorbanan menjemputnya
di palung samudera
juga oleh waktu yang membentuknya
Oleh pengorbanan yang kau baktikan
Pada sesama
Sungguh engkau indah
Karena engkau adalah
Mutiara
Mutiara
Awalnya ia bukan apa-apa.
Hanya butiran pasir dan debu kotor yang tak ada harganya.
Waktu yang kemudian membentuknya:
detik demi detik, di kedalaman samudera, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya.
Dengan proses yang demikian panjang dan pelan, penuh kesabaran.
Pun kemudian, keindahannya juga tak dapat segera dinikmati begitu saja.
Karena ia harus dijemput di kedalaman lautan, dikeluarkan dari rumahnya yang kokoh dan dibersihkan, disepuh dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa.
Sungguh sebuah proses yang panjang dan melelahkan,
bahkan bukan tidak mungkin terhenti di tengah jalan.
Mungkin engkau pernah merasa dirimu bukanlah apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri, sebagai manusia tak berguna, makhluk sia-sia. Begitu banyak k
Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kita butuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya. Dan proses ini, butuh ketelatenan dan kesabaran.
Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya.
Rintangan, hambatan, pengalaman, pembelajaran, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, tidak akan menjadi masalah. Karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, buka telinga dan buka hati.
Hanya satu awal yang perlu kita lakukan: itikad dan keyakinan untuk menjadi mutiara. Sungguh saya ingin menjadi mutiara, melalui berbagi dan berbakti pada sesama. Engkau? Menjadi mutiara seperti apa yang engkau inginkan?
Leave a Reply