Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang, sebuah filosofi Jawa yang mengandung makna bahwa hakekat hidup itu hanyalah persoalan bagaimana seseorang memandang dan melihat sebuah kehidupan. Terdengar sederhana ya dan cukup filosofis.
Tapi kenapa ya kita sulit mengimplementasikannya ? Masih saja misalnya ketika melihat orang lain sukses kita yang deg-degan dan sibuk dengan banyak pertanyaan. “Kenapa ya hidupnya kok enak sekali..?. ” Kenapa aku tidak seberuntung dia..?”. “Seandainya saya seperti dia..”.
Tanpa kita sadari perasaan-perasaan demikian muncul begitu saja setiap kita menanggapi cerita tentang orang lain. Bisa berupa rasa iri, sedih, senang, cemas, khawatir. Sebetulnya hal tersebut adalah perasaan yang wajar bila kemudian digunakan untuk memotivasi diri. Tetapi perasaan itu bisa jadi akan menyiksa diri apabila kita terus-terusan berpikir ingin selalu sama dengan orang lain termasuk menyamakan juga cara pencapaiannya.
Terkadang kita melupakan sesuatu dalam memandang kehidupan ini. Lupa yang pertama adalah tentang sawang sinawang , bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain. Hal yang seolah sama tidak harus ditempuh dengan cara yang sama pula karena kapasitas setiap orang tidaklah sama. Memaksakan diri untuk menjadi sama seperti orang lain sampai kapanpun tidak akan pernah berhasil karena setiap orang memiliki keistimewaannya masing-masing. Jadi berhentilah menganggap orang lain lebih sempurna. Kita tidak tahu bagaimana perjuangan orang tersebut hingga sampai ke titik yang kita sebut sempurna itu. Mulailah untuk memahami bahwa kesuksesan pasti membutuhkan beragam perjuangan. Jangan menghabiskan waktu dengan sibuk melihat ujung kesuksesan orang lain tanpa mau melihat prosesnya bahkan hingga melupakan keistimewaan diri sendiri.
Berikutnya yang juga mungkin dilupakan adalah Firman Alloh dalam surat Al Baqoroh ayat 286 bahwa Alloh tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Kemampuan yang dimaksud tentu bukan kemampuan minimal seseorang namun kemampuan maksimal yang dilakukan dengan mengerahkan seluruh kesungguhannya. Sehingga layaklah ganjaran pahala dari Alloh yang akan diberikan untuk orang yang bersabar ketika diuji dan mencari jalan keluar dengan cara yang diridhoi Alloh. Jalan dan ujian inilah yang sering membuat kita terjebak didalamnya bila kita tidak mengingat janji Alloh dalam ayat ini. Masalah ingin cepat selesai tanpa menghiraukan bagaimana cara menyelesaikannya.
Istimewa menjadi diri sendiri adalah sebuah proses penerimaan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Betapa istimewanya kita. Lihatlah semua potensi yang kita miliki, lihatlah keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita yang akan melengkapi kesempurnaan kita. Kalaupun Alloh beri karunia anak-anak berkebutuhan khusus untuk kita jangan merasa bahwa itu adalah hukuman. Anak-anak berkebutuhan khusus yang Alloh amanahkan pada kita juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pengasuhan, limpahan kasih sayang dan juga kesempatan.
Sebagai orangtua sebaiknya kita tidak membuang-buang waktu dengan kembali berandai-andai dan membandingkan dengan orang lain. Lintasan pikiran tentang betapa bahagianya orangtua yang punya anak normal, betapa menyenangkannya jika anak ini tidak begini atau begitu. Let’s stop . Never thingking about that anymore. Waktu akan habis sia-sia sedangkan anak-anak membutuhkan penanganan segera. Jadikanlah diri kita istimewa dengan juga selalu berpikir positif dan menjadikan janji Alloh yang sudah pasti sebagai sumber energinya. Wallahu’alam bishowab. #belajarkudisini
Santi Tj ,
Bandung 4 September 2019
Leave a Reply