by: Salim A. Fillah*
Seorang pedagang kecil ambil tabungan haji, sediakan kebutuhan pengungsi. Kupeluk berkaca-kaca, “Kau mabrur sebelum berhaji!”
Sebuah rumah sederhana berkamar 3 tampung 100 pengungsi Merapi. Kusalami haru, “Istana surgamu pasti megah sekali!”
Sebuah rencana walimah, anggaran & berasnya dialihkan ke barak Merapi. Kusembahkan jemari di dada, “Kalian pengantin surga!”
Seorang penjual gudheg, sedekahkan dagangan sepekan untuk Merapi. Kuselamati, “Butir nasi & serpih nangka bertasbih untukmu!”
Juru masak hotel berbintang ambil cuti 3 pekan, layani dapur umum Merapi. Kutakjubi, “Harum aroma masakanmu sampai ke surga!”
Tukang pijat&tukang cukur hibahkan keahlian, keliling barak-barak. Kugeleng-geleng, “Kebermanfaatan surgawi sungguh buat iri!”
Para dokter nan tinggalkan ruang nyaman ber-AC & keberlimpahan untuk berdebu-debu, kusenyumkan syukur terbaik, “JzkmLlh
Seorang dokter hewan keliling evakuasi ternak, suntikkan nutrisi tuk sapi-sapi. Kutundukkan kepala, “Kebergunaan nan memukau!”
Pemulia insan nan tak gentar abu & gemuruh api, yang terus berjuang temukan warga, hidup maupun mati. Speechless tuk kalian!
Pemuda-pemudi yang kembalikan dirinya jadi kanak-kanak, bermain bersama bocah-bocah pengungsi. Kalian lebih hebat dari Batman!
Dai-dai nan menguatkan hati; sedia mendengar tanpa banyak menasehati, kehadirannya di barak mencahayai. Allah bersama kalian!
*diambil dari sini: www.iswandibanna.com
Leave a Reply