By: KH. Abdullah Gymnastiar
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, Allahuma shalli ‘ala Muhammad waala aalihi washaabihii ajmai’iin.
Saudaraku yang budiman, Allah adalah puncak dari keutuhan nama-nama. Nama ‘Allah’ ini tidak bisa dijadikan nama-nama yang lain. Salah satu dari sifat nama (asma) Allah adalah Ar Rahim, Maha Pengasih, Maha Pemberi.
Ar Rahim sebagai salah satu sifat Allah yang bermakna Maha Kasih, harus dipahami dengan baik. Tujuannya agar semakin kita memahami sifat-Nya ini, semakin tahu kita akan hikmah di balik nama tersebut. Bahkan harus menjadi bagian prioritas agar kita bisa mengikuti sifat-Nya ini. Dengan dijelaskannya sifat allah ini, kita akan menyadari siapa Allah dan bagaimana mensikapi dan meniru apa yang bisa ditiru dari asma Allah yang satu ini.
Kata Pengasih selain memerlukan niat juga memerlukan objek. Seseorang tidak dapat dikatakan pengasih atau memiliki sifat kerahiiman jika tidak disertai niat dalam berbuat. Ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain tapi tidak disertai niat, maka ini belum termasuk pengasih. Atau kita ingin memberi, tapi kita tidak memberinya padahal kita mampu, itupun belum termasuk pengasih. Jadi, yang termasuk memiliki sifat kerahiiman adalah orang yang selalu berniat ingin membantu, menolong orang lain dan dia mengeluarkan segala kemampuannya untuk membantu, inilah yang disebut memiliki sifat rahiim.
Akan tetapi, pengertian Ar Rahiim yang sempurna dan menyeluruh adalah pemberian yang terus menerus kepada yang membutuhkan. Inilah yang dimaksud kalau kata pengasih memerlukan objek. tidak peduli seseorang butuh atau tidak butuh, layak menerima atau tidak layak menerima, sederhana atau tidak sederhana, kalau yang diberikan itu melimpah terus, maka inilah Ar Rahiim. Allh itu tidak pandang bulu. Ia mencurahkan semua pemberian-Nya, dan semua itu bukan untuk kepuasan Allah. Sebagai salah satu kelemahan manusia.
Jika memberi sesuatu, pertama karena kita mengarapkan sesuatu sebagai balasan baik, berupa pujian, penghargaan, senyuman, balas budi dan sebagainya. Ciri-cirinya kita masih mengharapkan sesuatu sebagai balasan itu adalah ketika kita kecewa karena apa yang diharapkan tidak datang kepada kita. Inilah namanya tidak ikhlas. Kekecewaan adalah gejala kekurangtulusan. Kedua, ada yang memberi itu karena rasa kasihan. Jadi, kita sudah memberi pada yang dikasihani tersebut, ada kepuasan bathin.
Allah memberi karena kepentingan-Nya. Allah memberi karena perhatian Allah kepada makhlu-makhluk-Nya. Makna Ar Rahiim itu menyeluruh bagi yang kufur maupun yang tidak kufur, shalih ataupun tidak shalih. Sesungguhnya Allah Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya, maka Allah mensuplai dengan kekayaan-Nya yang Mahaluas
Leave a Reply