“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” At-Tur (52):21
Bapak Ibu yang dirahmati Allah melalui surat At tur 21 ini Allahhendak mengabarkan ke Maha PemurahanNya dan kasih sayang Allah kepada orang-orang yang beriman. Bahwa orang-orang yang beriman akan dikumpulkan di surgaNya nanti dengan anak cucu mereka yang mati dalam keimanan. Diantara bapak anak dan cucu itu ada yang tinggi nilai amal sholehnya tetapi juga ada yang rendah nilai amal sholihnya, tetapi mereka dikumpulkan dalam satu tempat sesuai dengan amalan tertinggi diantara mereka.
Ibnu Katsir memberikan penjelasan dalam tafsirnya, disinilah titik penting dalam pendidikan Islam dari orang tua kepada anaknya. Bahwa orang tua bertanggung jawab mewariskan Islam kepada anak keturuannya. Sehingga dipastikan meninggal dalam keimanan. Sebagaimana Nabi Ibrahim memastikan anak keturunannya dalam garis keimanan dan senantiasa menegakkan sholat. Terlantun dalam doa nabi Ibrahim pada surat Ibrahim (14) : 40-41.
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. Ibrahim (14) : 40-41.
Doa nabi brahim inilah yang kemudian menjadi wasilah terjaganya anak cucu nya dalam garis keimanan dan senantiasa menegakkan sholat. Dengan doa inilah Allah mengabulkan dengan menjadikan anak cucunya menjadi nabi dan rosul. Nabi Ishaq, ismail, Ya’qub, Yusuf, Isa, hingga nabi Muhammad.
Pelajaran yang bias kita ambil diantaranya, pertama kita bertanggung jawab penuh dan merasa bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita dengan mewariskn keimanan kepada mereka. Kemudian yang kedua mengajarkan seluruh perangkat keislaman ini kepada mereka. Ketiga menjaganya dengan doa yang tiada putus-putus. Mudah-mudahan Allah meridhoi
(Ahmadi, S.Si – Ketua Harian YIPM)
Leave a Reply