Banjir Kaum Saba

tergenang-banjir Oleh: KH Achmad Satori Ismail

Kisah tentang banjir, beberapa kali disebutkan di dalam Alquran. Mulai dari banjir di zaman Nabi Nuh AS, hingga banjir besar yang menimpa kaum Saba. Dalam Alquran disebutkan, banjir dan berbagai musibah yang dialami umat manusia disebabkan oleh ulah tangan-tangan manusia sendiri. Mereka bukan melestarikan, melainkan merusak lingkungan.

Salah satunya adalah kisah tentang banjir besar yang dialami kaum Saba. Lihat Alquran surah Saba [34]: 15-17. Dalam ayat tersebut, Allah menceritakan bahwa penyebab utama musibah dan banjir yang dialami kaum Saba itu adalah rusaknya lingkungan akibat pelanggaran yang mereka lakukan.

Berawal dari pelanggaran ajaran agama, yang kemudian merembet pada persoalan lain, sehingga merusak lingkungan. Seperti, melanggar peraturan izin mendirikan bangunan (IMB), melakukan pencemaran dengan membuang limbah dan sampah sembarangan, dan pembalakan hutan secara liar.

Saba awalnya adalah negeri yang penuh keadilan dan kesejahteraan. Namun, negeri itu berubah menjadi rusak akibat ulah penduduknya. Allah telah menciptakan alam ini dengan ukuran dan karakteristik tertentu. (QS al-Qamar [54]: 49). Manusia diperintahkan untuk menjaganya demi kehidupan yang baik, aman dan damai bagi seluruh makhluk hidup. (QS al-Furqan [25]: 2).

Lingkungan alam akan selalu seimbang bila tidak ada unsur perusakan oleh manusia. Keseimbangan alam akan terjaga bila semua unsur dan faktor lingkungan terpelihara dengan baik. “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS al-Hijr [15]: 19).

Ayat ini menegaskan bahwa gunung-gunung dan laut diciptakan untuk menjaga keseimbangan Bumi. Tumbuh-tumbuhan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Berbagai macam tumbuhan diciptakan sesuai dengan keseimbangan lingkungan.

Pencemaran adalah suatu bentuk kejahatan yang dilakukan manusia akibat perusakan terhadap keseimbangan sistem ekologi. Kerusakan di bumi akibat tangan manusia dan pelanggaran hak-hak manusia seperti pembunuhan, kezaliman, penganiayaan, dan pencemaran. (QS al-A’raf [7]: 85).

Untuk itulah kita wajib mengajak dan memelopori umat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan menggerakkan umat untuk memelihara lingkungan. Pertama, menjaga kebersihan dan menghindari pencemaran lingkungan. Kedua, menggalakkan penanaman pohon dan tidak membiarkan lahan tanpa tanaman.

Ketiga, memelopori penghematan dalam penggunaan energi, air, dan BBM. Keempat,  membudayakan pembuatan biopori dan sumur resapan di semua kalangan masyarakat.

Ketika kita bersama-sama memelihara lingkungan maka akan tercipta lingkungan yang sehat dan aman. Dengan demikian, maka berbagai pencemaran lingkungan, banjir, tanah longsor, dan berbagai bencana lainnya, akan mudah teratasi. Itulah salah satu dari tujuan penciptaan manusia, yakni melestarikan dan mengelola alam ini dengan sebaik-baiknya.

Sumber:Republika.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*