Ummu Khair binti Syakir, Kesetiaan Sang Anak Mengetuk Nuraninya

ummi-online.com – Ummu Khair adalah ibunda Abu Bakar Ash-Shidiq. Sebelum Abu Bakar, Ummu Khair memiliki beberapa anak namun semuanya berumur pendek. Karena itu, ketika melahirkan Abu Bakar, ia langsung membawanya ke Ka’bah lalu berkata, “Ya Allah ini adalah Atiq-Mu (yang Engkau bebaskan dari maut). Hibahkan ia kepadaku.” Sehingga Abu Bakar pun dikenal dengan sebutan Atiq bin Abu Quhafah.
Abu Bakar tumbuh menjadi lelaki istimewa. Di saat kaumnya menyembah berhala, ia justru membenci patung bisu itu. Abu Bakar juga dikenal cerdas, pandai berdagang, lemah lembut dan tidak meminum khamr.
Keistimewaan lainnya disampaikan Azad, ahli kitab dari Yaman. Azad menyampaikan akan datang seorang nabi di wilayah Haram dan nabi tersebut akan didukung sepenuhnya oleh seorang pemuda dan lelaki dewasa. Ciri lelaki dewasa itu berkulit putih dan berbadan kurus, di perutnya terdapat tanda hitam dan di paha kirinya ada tanda lain. Ternyata ciri-ciri itu ada pada Abu Bakar. Azad meyakinkan Abu Bakar bahwa dialah yang dimaksud.
Dengan segala keistimewaannya itu tak heran jika Allah ‘memilih’ Abu Bakar untuk mendampingi Rasulullah dalam pahit getirnya perjuangan dakwah Islam.
Pada suatu hari Abu Bakar pingsan. Ia dipukuli Utbah bin Rabi’ah karena mendakwahkan Islam terang-terangan. Saat siuman, ia langsung menanyakan keadaan Rasulullah. Bahkan ia memohon agar ibunya sudi mendatangi rumah Fathimah binti Khattab untuk mengetahui kabar sahabat yang dicintainya itu. Demi menenangkan buah hatinya, Ummu Khair mendatangi Fathimah. Adik Umar bin Khattab itu pun kemudian bertemu dengan Abu Bakar.
“Rasulullah selamat. Saat ini beliau berada di rumah Arqam bin Abu Arqam,” kata Fathimah, pelan. Abu Bakar berkeras ingin menemui Rasulullah saw. Namun Ummu Khair memintanya menunggu sampai kondisinya pulih.
Melihat kesetiaan buah hatinya terhadap Muhammad, Ummu Khair mulai memikirkan agama baru yang menyebabkan para sahabat Muhammad rela berkorban dalam memperjuangkannya. Ia tahu persis putranya memiliki akal cemerlang. Ia juga tahu kepribadian Muhammad yang mulia. Akhirnya ia memutuskan dakwah yang dibawa Muhammad dapat diterima akal sehat dan menenteramkan hatinya.
Setelah kondisi Abu Bakar membaik, Ummu Khair mengantarkannya menemui Muhammad Rasulullah di rumah Arqam. Dengan tertatih, Abu Bakar berjalan sambil berpegangan pada ibunya. Rasulullah pun menyambutnya penuh kasih sayang. Beliau menghampiri Abu Bakar dan menciumnya. Para sahabat juga melakukannya. Air mata mereka berderai, terharu melihat Abu Bakar.
Abu Bakar berkata, “Demi bapak dan ibuku, wahai Rasulullah! Tidak ada sesuatu yang berbahaya menimpaku kecuali pukulan yang mengenai wajahku. Ini adalah ibuku yang baik bersama putranya. Semoga Allah menyelamatkannya dengan perantaraanmu dari api neraka.”
Rasulullah mendoakan Ummu Khair seraya membacakan beberapa ayat Al-Qur’an. Seketika itu juga Ummu Khair berkata, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah.”
Abu Bakar sontak memeluk ibunya. Ia terharu dan bersyukur menyaksikan keislaman ibundanya tercinta.
Aini Firdaus

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*